MAKALAH INI DIBUAT UNTUK MEMENUI TUGAS ISBD PRODI D3
KEBIDANAN KELAS B
ADAT ISTIADAT SUKU SASAK DI NUSA TENGGARA BARAT
Oleh kelompok 10:
1.
Jhodit
Janna Jevita
2.
Priyayi
Mega Sari
3.
Sutiar
Rahayu
4.
Umi
Fitriyah
SEKOLAH TINNGI ILMU
KESEHATAN PEMKAB JOMBANG
Jalan dr. Sutomo No.
75-77
Tahun ajaran 2012/ 2013
Telp/fax (0321) 870214
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Indonesia, sebagai sebuah bangsa, terbentuk dari aneka
kultur dan struktur social yang berbeda-beda. Berbeda dengan Jepang ataupun
Korea, Indonesia memiliki kultur yang tidak homogen. Bahkan, untuk wilayah
Papua saja terdapat kurang lebih 132 suku bangsa dan bahasa yang berlainan. Itu
belum lagi sistem sosial dan budaya yang terdapat di pulau-pulau Kalimantan,
Sumatera, Jawa, dan lainnya.
Indonesia
merupakan sebuah ide yang dibentuk oleh para founding fathers guna
mempersatukan wilayah-wilayah nusantara ke dalam ikatan nasional yang lebih
besar secara politik. Tatkala seseorang mempelajari budaya Sekaten di Keraton
Yogyakarta, dapat saja dikatakan bahwa ia tengah mempelajari budaya Indonesia.
Atau, dikala seorang peneliti mempelajari budaya pemeliharaan tanaman hutan
pada Suku Kubu di Jambi, ia juga dikatakan tengah mempelajari budaya Indonesia.
Yogyakarta dan Jambi merupakan dua wilayah yang terikat ke dalam sebuah
nasional yang bernama Indonesia.
Begitu juga
ketika sesorang mengkaji suku sasak di pulau Lombok, itu juga termasuk telah
mempelajari budaya Indonesia, karena Lombok merupakan salah satu pulau
berpenghuni yang berada dalam lingkaran ribuan gugusan kepulauan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Berdasarkan
uraian di atas, maka penulisan maaklah ini difokuskan pada masyarakat dan
kebudayaan suku sasak di pulau Lombok Nusa Tenggara Barat.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas penyusun dapat merumuskan beberapa rumusan masalah yang
berkenaan dengan hal tersebut, diantaranya adalah:
Ø Dimana
suku sasak itu berada?
Ø Siapakah
suku sasak itu?
Ø Bagaimana
system soial masyarakat suku sasak?
Ø Bagaimana
kebudayaan suku sasak tumbuh dan berkembang?
C.
Tujuan
Adapun tujuan yang
hendak dicapai dalam penyusunan makalah ini, diantaranya adalah:
·
Untuk mengetahui tempat
keberadaan suku sasak.
·
Untuk mengetahui dan
memahami suku sasak.
·
Untuk mengetahui dan
memahami system sosial masyarakat suku sasak.
·
Untuk mengetahui dan
memahai perkembangan dan pertumbuhan kebudayaan suku sasak.
BAB
11
KAJIAN
PUSTAKA
A. Budaya
1.
Pengertian Budaya
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai
hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris,
kebudayaan disebut culture,
yang berasal dari kata Latin Colere,
yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah
atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai
"kultur" dalam bahasa Indonesia.
Budaya adalah suatu cara hidup yang
berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari
generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang
rumit, termasuk system agama dan politik, adat istiadat, pakaian, bahasa, dan
seni. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks,
abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.
Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial
manusia.
Budaya
adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra
yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra yang
memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti
"individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam"
di Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina.
Citra
budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan
pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan duniamakna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk
memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan
demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk
mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku
orang lain.
Kebudayaan
sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw
Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat
ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah
untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu
generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut
Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma
sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius,
dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang
menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut
Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di
dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota
masyarakat.
Menurut
Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya,
rasa, dan cipta masyarakat.
Dari
berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan
adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem
ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan
perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai
makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata,
misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial,
religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia
dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
2.
Unsur
unsur budaya
Ada beberapa pendapat
ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain
sebagai berikut:
1. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki
4 unsur pokok, yaitu:
ü
Alat
Alat Ekonomi.
ü
System
Ekonomi.
ü
Sistem
keluarga.
ü
Kekuasan
politik.
2.
Bronislaw
mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
v Sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama
antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam
sekelilingnya.
v organisasi ekonomi.
v alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas
untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama).
v organisasi kekuatan (politik).
3. Komponen
budaya
Berdasarkan wujudnya
tersebut, Budaya memiliki beberapa elemen atau komponen, menurut ahli
antropologi Cateora, yaitu :
·
Kebudayaan
material,
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan
masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah
temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah
liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya.
·
Kebudayaan nonmaterial
adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari
generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau
tarian tradisional.
·
Lembaga
sosial
Lembaga social dan pendidikan memberikan peran yang
banyak dalam kontek berhubungan dan berkomunikasi di alam masyarakat. Sistem
social yang terbantuk dalam suatu Negara akan menjadi dasar dan konsep yang
berlaku pada tatanan social masyarakat.
·
Sistem
kepercayaan
Bagaimana masyarakat mengembangkan dan membangun
system kepercayaan atau keyakinan terhadap sesuatu, hal ini akan mempengaruhi
system penilaian yang ada dalam masyarakat. Sistem keyakinan ini akan
mempengaruhi dalam kebiasaan, bagaimana memandang hidup dan kehidupan, cara
mereka berkonsumsi, sampai dengan cara bagaimana berkomunikasi.
·
Estetika
Berhubungan dengan seni dan kesenian, music, cerita,
dongeng, hikayat, drama dan tari –tarian, yang berlaku dan berkembang dalam
masyarakat.
·
Bahasa
Bahasa merupakan alat pengatar dalam berkomunikasi,
memiliki sifat unik dan komplek, yang hanya dapat dimengerti oleh pengguna bahasa
tersebut. Jadi keunikan dan kekomplekan bahasa ini harus dipelajari dan
dipahami agar komunikasi lebih baik dan efektif dengan memperoleh nilai empati
dan simpati dari orang lain.
BAB III
MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN SUKU SASAK DI PULAU LOMBOK
A. Pulau Lombok
Pulau Lombok adalah sebuah
pulau di kepulauan
Sunda Kecil atau Nusa Tenggarayang terpisahkan oleh Selat Lombok dari Bali di sebelat barat dan Selat Alas di sebelah timur dari Sumbawa.
Pulau ini kurang lebih berbentuk bulat dengan semacam "ekor" di sisi barat dayayang
panjangnya kurang lebih 70 km. Luas pulau ini mencapai 5.435 km²,
menempatkannya pada peringkat 108 dari daftar pulau
berdasarkan luasnya di dunia. Kota utama di pulau ini adalah Kota Mataram,
dengan jumlah penduduk pada tahun 2001:
2.722.123 jiwa.
Pulau ini
didominasi oleh gunung berapi Rinjani yang
ketinggiannya mencapai 3.726 meter di atas permukaan laut dan menjadikannya
yang ketiga tertinggi di Indonesia. Gunung ini terakhir meletus pada bulan
Juni-Juli 1994. Pada tahun 1997 kawasan
gunung dan danau Segara Anak ditengahnya dinyatakan dilindungi oleh pemerintah.
Daerah selatan pulau ini sebagian besar terdiri atas tanah subur yang
dimanfaatkan untuk pertanian, komoditas yang biasanya ditanam di daerah ini
antara lain jagung, padi, kopi, tembakau dan kapas.
Lombok termasuk provinsi Nusa Tenggara Barat dan pulau ini sendiri dibagi menjadi 4kabupaten dan 1 kotamadya:
ü Kabupaten
lombok barat
ü Kabupaten
Lombok tenggah
ü Kabupaten
Lombok timur
ü Kabupaten
Lombok utara
B.
Sejarah
suku sasak
Era Pra Sejarah
tanah Lombok tidak jelas karena sampai saat ini belum ada data-data dari para
ahli serta bukti yang dapat menunjang tentang masa pra sejarah tanah
lombok.Suku Sasak temasuk dalam ras tipe melayu yang konon telah tinggal di
Lombok selama 2.000 tahun yang lalu dan diperkirakan telah menduduki daerah
pesisir pantai sejak 4.000 tahun yang lalu, dengan demikian perdagangn antar
pulau sudah aktif terjadi sejak zaman tesebut dan bersamaan dengan itu saling
mempengaruhi antar budaya juga telah menyebar.
LOMB0K MIRAH
SASAK ADI merupakan salah satu kutipan dari kitab Negara kertagama, sebuah
kitab yang memuat tentang kekuasaan dan pemerintahaan kerajaan Majapahit. Kata
Lomboq dalam bahasa kawi berarti lurus atau jujur, kata mirah berarti permata,
kata sasak berarti kenyataan, dan kata adi artinya yang baik atau yang utama
maka arti keseluruhan yaitu kejujuran adalah permata kenyataan yang baik atau
utama. Makna filosofi itulah mungkin yang selalu di idamkan leluhur penghuni
tanah lombok yang tercipta sebagai bentuk kearifan lokal yang harus dijaga dan
dilestariakan oleh anak cucunya.
Dalam kitab –
kitab lama, nama Lombok dijumpai disebut Lomboq mirah dan Lomboq adi beberapa
lontar Lomboq juga menyebut Lombok dengan gumi selaparang atau selapawis.
Asal-usul
penduduk pulau Lombok terdapat beberapa Versi salah satunya yaitu Kata sasak
secara etimilogis menurut Dr. Goris. s. berasal dari kata sah yang berarti
pergi dan shaka yang berarti leluhur. Berarti pergi ke tanah leluhur orang
sasak ( Lomboq ). Dari etimologis ini diduga leluhur orang sasak adalah orang
Jawa, terbukti pula dari tulisan sasak yang oleh penduduk Lomboq disebut
Jejawan, yakni aksara Jawa yang selengkapnya diresepsi oleh kesusastraan sasak.
Etnis Sasak merupakan
etnis mayoritas penghuni pulau Lomboq, suku sasak merupakan etnis utama
meliputi hampir 95% penduduk seluruhnya. Bukti lain juga menyatakan bahwa
berdasarkan prasasti tong – tong yang ditemukan di Pujungan, Bali, Suku sasak
sudah menghuni pulau Lomboq sejak abad IX sampai XI masehi, Kata sasak pada
prasasti tersebut mengacu pada tempat suku bangsa atau penduduk seperti
kebiasaan orang Bali sampai saat ini sering menyebut pulau Lomboq dengan gumi
sasak yang berarti tanah, bumi atau pulau tempat bermukimnya orang sasak.
Sejarah Lombok
tidak lepas dari silih bergantinya penguasaan dan peperangan yang terjadi di
dalamnya baik konflik internal, yaitu peperangan antar kerjaan di lombok maupun
ekternal yaitu penguasaan dari kerajaan dari luar pulau Lombok. Perkembangan
era Hindu, Budha, memunculkan beberapa kerajaan seperti selaparang Hindu,
Bayan. Kereajaan-kerajaan tersebut dalam perjalannya di tundukan oleh
penguasaan kerajaan Majapahit dari ekspedisi Gajah Mada pada abad XIII – XIV
dan penguasaan kerajaan Gel – Gel dari
Bali pada abad VI. Antara Jawa, Bali dan Lomboq mempunyai beberapa kesamaan
budaya seperti dalam bahasa dan tulisan jika di telusuri asal – usul mereka
banyak berakar dari Hindu Jawa hal itu tidak lepas dari pengaruh penguasaan
kerajaan Majapahit yang kemungkinan mengirimkan anggota keluarganya untuk
memerintah atau membangun kerajaan di Lomboq.
Pengaruh Bali
memang sangat kental dalam kebudayaan Lomboq hal tersebut tidak lepas dari
ekspansi yang dilakukan kerajaan Bali sekitar tahun 1740 di bagian barat pulau
Lomboq dalam waktu yang cukup lama. Sehingga banyak terjadi akulturasi antara
budaya lokal dengan kebudayaan kaum pendatang hal tersebut dapat dilihat dari
terjelmanya genre – genre campuran dalam kesenian. Banyak genre seni pertunjukan
tradisional berasal atau diambil dari tradisi seni pertunjukan dari kedua
etnik. Sasak dan Bali saling mengambil dan meminjam dan terciptalah genre
kesenian baru yang menarik dan saling melengkapi
Gumi sasak silih
berganti mengalami peralihan kekuasaan hingga ke era Islam yang melahirkan
kerajaan Islam Selaparang dan Pejanggik. Islam masuk ke Lomboq sepanjang abad
XVI ada beberapa versi masuknya Islam ke Lomboq yang pertama berasal dari Jawa
masuk lewat Lomboq timur. Yang kedua pengIslaman berasal dari Makassar dan
Sumbawa ketika ajaran tersebut diterima oleh kaum bangsawan ajaran tersebut
dengan cepat menyebar ke kerajaan – kerajaan di Lomboq timur dan Lomboq tengah.
Mayoritas etnis
sasak beragama Islam, namun demikian dalam kenyataanya pengaruh Islam juga
berakulturasi dengan kepercayaan lokal sehingga terbentuk aliran seperti waktu
telu, jika dianalogikan seperti abangan di pulau Lomboq saja khususnya di kota
Mataram.Jawa. Pada saat ini keberadaan waktu telu sudah tidak kurang mendapat
tempat karena tidak sesuai dengan syariat Islam. Pengaruh Islam yang kuat
menggeser kekuasaan Hindu di pulau Lomboq, hingga saat ini dapat dilihat
keberadaannya hanya di bagian barat
Silih
bergantinya penguasaan di Pulau Lomboq dan masuknya pengaruh budaya lain
membawa dampak semakin kaya dan beragamnya khasanah kebudayaan sasak. Sebagai
bentuk dari Pertemuan(difusi, akulturasi, inkulturasi) kebudayaan. Seperti
dalam hal Kesenian, bentuk kesenian di lombok sangat beragam.Kesenian asli dan
pendatang saling melengakapi sehingga tercipta genre-genre baru. Pengaruh yang
paling terasa berakulturasi dengan kesenian lokal yaitu kesenian bali dan
pengaruh kebudayaan islam. Keduanya membawa Kontribusi yang besar terhadap
perkembangan ksenian-kesenian yang ada di Lombok hingga saat ini. Implementasi
dari pertemuan kebudayaan dalam bidang kesenian yaitu, Yang merupakan pengaruh
Bali ; Kesenian Cepung, cupak gerantang, Tari jangger, Gamelan Thokol, dan yang
merupakan pengaru Islam yaitu Kesenian Rudad, Cilokaq, Wayang Sasak, Gamelan
Rebana.
Suku bangsa
sasak yang memdiami pulau Lomboq menggunakan bahasa daerah sasak. Pada umumnya
bahasa daerah sasak dibagi dua yaitu bahasa halus dan bahasa jamaq. Bahasa
halus digunakan untuk berbicara dengan yang lebih tua, orang tua dan dengan
golongan bangsawan sasak. Sedangkan bahasa jamaq digunakan dalam bahasa sehari
– hari terutama dalam pergaulan masyarakat biasa. Masyarakat suku sasak dalam
stratifikasi sosialnya dibagi dua kelompok yaitu golongan bangsawan atau
permenak dan kelompok rakyat biasa yang disebut jajar karang atau kaula.
Perbedaan stratifikasi sosial sangat terlihat dalam prosesi upacara, seperti
pada upacara sorong serah aji krama yaitu salah satu bagian dari upacara
perkawinan adat sasak. Aji krama ( tingkat keutamaan ) golongan bangsawan
mempunyai nilai yang tinggi dibandingkan golongan kaula dan pelaksanaan tata
upacara lebih rumit dibandingkan tata cara perkawinan kalangan masyarakat
biasa. Namun pada saat ini perbedaan stratifikasi sosial tidak seketat dulu hal
ini tidak lepas dari pengaruh modernisasi.
C. Agama Suku Sasak
Sebagian
besar penduduk pulau Lombok terutama suku Sasak menganut agama Islam(pulau Lombok juga dikenal dengan sebutan pulau seribu
masjid).
Agama
kedua terbesar yang dianut di pulau ini adalah agama Hindu,
yang dipeluk oleh para penduduk keturunan Bali yang
berjumlah sekitar 15% dari seluruh populasi di sana. Penganut Kristen, Buddha dan
agama lainnya juga dapat dijumpai, dan terutama dipeluk oleh para pendatang
dari berbagai suku dan etnis yang bermukim di pulau ini.
Organisasi
keagamaan terbesar di Lombok adalah Nahdlatul Wathan (NW), organisasi ini juga
banyak mendirikan lembaga pendidikan Islam dengan berbagai level dari tingkat
terendah hingga perguruan tinggi.
Di
Kabupaten Lombok Utara, tepatnya di daerah Bayan, terutama di
kalangan mereka yang berusia lanjut, masih dapat dijumpai para penganut aliran Islam Wetu Telu (waktu
tiga). Tidak seperti umumnya penganut ajaran Islam yang melakukan salat lima
kali dalam sehari, para penganut ajaran ini mempraktikan salat wajib hanya
pada tiga waktu saja. Konon hal ini terjadi karena penyebar Islam saat itu
mengajarkan Islam secara bertahap dan karena suatu hal tidak sempat
menyempurnakan dakwahnya.
Terdapat juga sebuah kumpulan kecil orang sasak yang
disebut Bodha (jumlah: ± 8000 orang) yang menduduki
kampung Bentek dan di curam Gunung Rinjani. Agama mereka tidak mempunyai pengaruh Islam dan
amalan utama mereka adalah memuja dewa-dewaanimisme. Ajaran agama Hindu dan Buddha juga dimasukkan di dalam upacara agama mereka.
Agama Bodha mempercayai adanya lima tuhan yang besar,
yang paling tinggi dikenali sebagai Batara Guru. Tuhan yang lain adalah Batara
Sakti dan Batara Jeneng bersama isteri mereka Idadari Sakti dan Idadari Jeneng.
Namun kini, penganut agama Bodha sedang diajarkan mengenai agama Buddha yang
ortodoks oleh sami-sami yang dihantar oleh persatuan besar Buddha terbesar
negara Indonesia.
D.
Bahasa
Disamping bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional, penduduk pulau Lombok (terutama suku Sasak), menggunakan bahasa Sasak (bahasa
asli) sebagai bahasa utama dalam percakapan sehari-hari. Di seluruh Lombok
sendiri bahasa Sasak dapat dijumpai dalam empat macam dialek yang berbeda yakni
dialek Lombok utara , tengah, timur laut dan tenggara. Selain itu dengan
banyaknya penduduk suku Bali yang
berdiam di Lombok (sebagian besar berasal dari eks Kerajaan
Karangasem), di beberapa tempat
terutama di Lombok Barat danKotamadya Mataram dapat
dijumpai perkampungan yang menggunakan bahasa Bali sebagai
bahasa percakapan sehari-hari.
E.
Mata Pencaharian
Mata
pencaharian penduduk suku Sasak berasal dari sektor pertanian dengan daerah
tersebur diwilayah kabupaten lombok timur, selain itu juga dalam bidang
peternakan dan hanya sebagian kecil bermata pencahariannya dari Pariwis
F. Kebudayaan
1.
Adat
istiadat
Adat
istiadat suku sasak dapat di saksikan pada saat resepsi perkawinan, dimana
perempuan apabila mereka mau dinikahkan oleh seorang lelaki maka yang perempuan
harus dilarikan dulu kerumah keluarganya dari pihak laki laki, ini yang dikenal
dengan sebutan "Merarik" atau "Selarian".
Sehari setelah dilarikan maka akan diutus salah seorang untuk memberitahukan
kepada pihak keluarga perempuan bahwa anaknya akan dinikahkan oleh seseorang,
ini yang disebut dengan "Mesejati" atau semacam pemberitahuan
kepada keluarga perempuan. Setalah selesai makan akan diadakan yang disebut
dengan "Nyelabar" atau kesepakatan mengenai biaya resepsi.
2.
Presean Simbol Kejantanan Taruna (Pemuda) Sasak
Budaya Presean atau
bertarung dengan rotan memang sudah dikenal masyarakat Lombok sejak lama. Namun
budaya yang penuh dengan kekerasan itu berubah menjadi unik ketika dipadukan
gaya bela diri yang unik dan lucu dari pemainnya.
Presean
adalah salah salah satu kekayaan budaya bumi gogo rancah (lombok). Acara ini
berupa pertarungan dua lelaki Sasak bersenjatakan tongkat rotan (penjalin)
serta berperisai kulit kerbau tebal dan keras (ende). Petarung biasa disebut
pepadu. Presean bermula dari luapan emosi para prajurit jaman kerajaan taun
jebot (dahulu kala) sehabis mengalahkan lawan di medan perang. Acara tarung
presean ini juga diadakan untuk menguji keberanian/nyali lelaki sasak yang wajib
jantan dan heroik saat itu.
Uniknya
dari pertarungan presean, pesertanya tidak pernah dipersiapkan secara khusus.
Pepadu atau petarung diambil dari
penonton yang mau adu nyali dan ketangguhan mempermainkan tongkat rotan dan
perisai yang disediakan. Penonton/calon peserta bisa mengajukan diri atau
dipilih oleh wasit pinggir (pakembar sedi). Setelah mendapat lawan, pertarungan
akan dimulai dan dimpimpin oleh wasit tengah (pekembar).
Tarian rotan dari Lombok ini sudah dikenal
masyarakat Sasak secara turun temurun. Awalnya merupakan sebuah bagian dari
upacara adat yang menjadi ritual untuk memohon hujan ketika kemarau
panjang. Sebuah tradisi-yang dalam perkembangan kemudian-sekaligus berfungsi
sebagai hiburan yang banyak diminati. Sebagai salah satu upaya melestarikan
budaya daerah, Presean Lombok pun mulai sering dilombakan. Pertandingan diakhir
dengan salam dan pelukan persahabatan antar petarung. Tanda tiada dendam dan
semua hanyalah permainan. Benar-benar sportif.
Adegan seperti ini sering di lakukan masyarakat pulau
lombok apa bila ada acara adat, tidak heran masyarakat sangat antusias untuk
menonton acara seperti ini,selain dapat menarik wisatawan mancanegara wisatawan
lokal pun berbondong-bondong menyaksikan acara ini. Dalam adengan presean tidak
jarang salah satu dari orang yang presean mengalami luka yang cukup parah tapi
mereka tetap senang dan bergembira.
BAB IV
PENUTUP
A.
Simpulan
Budaya adalah suatu cara hidup yang
berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang (masyarakat) dan
diwariskan dari generasi ke generasi. Sedangkan, kebudayaan adalah sarana hasil
karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Pulau Lombok adalah sebuah pulau di kepulauan Sunda Kecil atau Nusa Tenggarayang
terpisahkan oleh Selat
Lombok dari Bali di sebelat barat dan Selat Alas di sebelah timur dari Sumbawa.
samudra indonesaia di sebelah utara dan samudra hindia disebelah seletan.
Etnis Sasak merupakan etnis mayoritas penghuni pulau Lombok,
suku sasak merupakan etnis utama meliputi hampir 95% penduduk seluruhnya.
Pemeluk agama islam yang taat, dengan bahsa sasak sebagai bahasa utama dalam
berkomonikasi kehidupan sehari-hari. Bermata pencaharian sebagai petani.
Di daerah lombok secara umum terdapat 3 Macam lapisan
sosial masyarakat, yaituGolongan Ningrat, Golongan Pruangse, dan Golongan Bulu
Ketujur ( Masyarakat Biasa ).
Adat
istiadat suku sasak dapat di saksikan pada saat resepsi perkawinan, yang
dikenal dengan sebutan "Merarik" atau "Selarian".
Budaya
Presean atau bertarung dengan rotan salah satu kekayaan budaya gumi (bumi) gogo
rancah (lombok). Berupa pertarungan dua lelaki Sasak bersenjatakan
tongkat rotan (penjalin) serta berperisai kulit kerbau tebal dan keras (ende).
Petarung disebut pepadu. Acara tarung presean ini juga diadakan untuk menguji
keberanian/nyali lelaki sasak yang wajib jantan dan heroik saat itu. Awalnya
merupakan sebuah bagian dari upacara adat yang menjadi ritual untuk
memohon hujan ketika kemarau panjang.
DAFTAR PUSTAKA
lumayan lahh makalah nya jadi bisa bantu tugas
BalasHapushttp://www.marketingkita.com/2017/08/indahnya-sebagai-sales-marketing.html
Wynn Hotel Las Vegas - MapyRO
BalasHapusThe Wynn is home to 김제 출장안마 one of Las Vegas' 영주 출장안마 most elegant hotels. 삼척 출장안마 Its 45,000 square foot gaming floor is 광주광역 출장안마 home to 542 spacious rooms and suites. 광명 출장샵